Bahasa Teologis Ahlussunah Wal Jama’ah (Aswaja) sangatlah seksi untuk didiskusikan. Apalagi dalam pergerakan Islam di dunia, Aswaja kini mendapatkan ujian berat. Hampir semua negara di Timur Tengah yang mayoritas menganut aliran Aswaja tengah dilanda Arab Spring. Mereka baku hantam sesama muslim dan menjadi bulan-bulanan negeri Barat yang menganggap Islam sebagai “musuh”nya. Islam yang oleh barat distigma negative tentu menjadi objek yang disepelekan, dihina bahkan dicaci maki. Mereka menganggap Islam sebagai agama teroris dan menebar ancaman.
Tentu ini salah. Islam tidak seperti yang digambarkan oleh mereka, kaum Barat. Islam Aswaja memiliki konsep yang sangat baik, penebar kedamaian dan tentu saja agama yang benar-benar memanusiakan manusia dan tak mengizinkan setetespun darah manusia dialirkan. Namun, fakta bahwa peperangan dan perseteruan kaum Muslim di negara-negara Islam tidaklah mudah dipahami sebagai bukan Islam. Tampilan itu membuat validasi dan justifikasi mereka menuduh Islam dengan konotasi negative.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan untuk menampilkan Islam yang ramah dan damai. Islam Nusantara yang digagas PBNU adalah solusi. Indonesia telah membuktikan bahwa Islam adalah solusi terbaik bagi Islam dunia untuk meneguhkan kemanusiaan, demokrasi dan peradaban dunia. Islam ala Nusantara yang bukan merupakan aliran atau tipologi baru adalah Islam yang menjungjung tinggi perdamaian, kesetaraan dan tentu saja saling menghormati dan menghargai sesame manusia.
Secara operasional dan Bahasa teologis, Islam Nusantara yang dimaksud adalah Ajaran Aswaja yang diperkenalkan dalam buku ini. Beberapa konsep yang ditawarkan dalam buku ini pun menjadi bagian organic dari Islam Nusantara dan Islam rahmatan lil alamin yang menjadi tulang punggung Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini. Keamanan dan kedamaian negeri ini adalah bukti bahwa Islam Nusantara memiliki kekhasan walaupun harus diuji oleh ragam ras, Bahasa, kelompok, ribuan pulau dan ratusan bangsa.
Aswaja akan tetap menjadi solusi aliran Islam yang diterima. Walaupun kini banyak tawaran aliran lain seperti Syiah, Salaf (Wahabi) atau aliran lain yang sangat massif dipromosikan di media social berbagai platform, tentu Aswaja harus melewati semua itu. Membangun narasi Aswaja dan didokumentasikan serta diajarkan kepada generasi muda adalah harga mati. Buku ini adalah salah satu upaya bagaimana aswaja itu dikenalkan dan dijadikan sandaran kaum muslim untuk mengenal Kholik, manusia sesame dan mahluk hidup serta lingkungannya.
Ulasan
Belum ada ulasan.